Minggu, 20 Januari 2008

Ilmu Jiwa Berjumpa Tasawuf

Ilmu Jiwa Berjumpa Tasawuf
Penulis: Lynn Wilcox
Karya ini memperkenalkan tema-tema dasar psikologi secara gamblang, yang kemudian dipertemukan dengan tasawuf. Jelasnya, perjumpaan ini digambarkan secara analogis oleh penulis dengan sangat baik: Psikologi ibarat mempelajari karakteristik sebuah lampu: berapa tingginya, bobotnya, serta dibuat dari bahan apa saja. Apakah lampunya tergolong lampu meja atau lampu lantai? Apakah lampunya besar atau kecil? Apakah lampunya “lampu suasana” atau lampu baca? Seberapa berat pula lampunya? Lalu, bagaimana bobot lampu itu terdistribusi? Bentuknya seperti apa? Apakah lampunya terbuat dari keramik, kayu, plastik, gelas, atau logam? Psikologi akan meneliti cara menyusun kabelnya serta maksimum voltase bola lampunya.
Tanpa sambungan dengan sumber daya listrik, lampu itu tidak akan menyala. Tasawuf berkenaan dengan alasan pembuatan lampu itu sendiri. Tasawuf berkaitan dengan proses penyalaan lampu, lewat pengaturan sambungannya dengan Sumber, sehingga lampu tersebut dapat berfungsi dengan baik. Tasawuf berhubungan dengan aspek-lampu yang bersifat stabil dan tak pernah berubahâ€"hubungannya dengan Sumber.

LINK:
Ilmu Jiwa Berjumpa Tasawuf
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Gemala Ilmu dan Hikmah Islam

Gagalnya Islam Politik

Gagalnya Islam Politik
Penulis: Olivier Roy
Berbeda dengan tradisi orientalisme, buku ini tidak mengupas Islam secara umum dan bukan pula letak politik dalam budaya Islam, melainkan gerakan-gerakan Islam kontemporer (Islamisme)—berbagai kelompok aktivis yang memandang Islam tidak hanya sebagai agama, tapi juga ideologi politik. Apakah Islam politik kontemporer itu menawarkan alternatif bagi masyarakat muslim?
     Roy mengungkap bahwa ia gagal menawarkan model masyarakat yang berbeda maupun masa depan yang lebih cerah. K emenangan politik kaum Islamis di negeri muslim hanya membawa berbagai perubahan superfisial di bidang hukum dan adat-istiadat. Islamisme belakangan berubah menjadi tipe neofundamentalisme yang hanya peduli pada penegakan kembali syariat, tanpa menciptakan bentuk-bentuk politik yang baru 
     Perekonomian Islam yang meraka gagas sekadar retorika belaka, menyelubungi bentuk sosialisme Dunia Ketiga maupun liberalisme ekonomi yang lebih cocok untuk spekulasi ketimbang produksi.
     Akibatnya, realitas sosioekonomis yang menopang gelombang Islamisme masih berjalan di tempat dan tidak kunjung berubah: kemiskinan, alienasi, krisis nilai dan identitas, kemerosotan sistem pendidikan, pertentangan Utara-Selatan, masalah integrasi kaum imigran ke dalam masyarakat pribumi. Kenapa Islamisme tidak berhasil? Baca buku ini!

Pujian Pada Buku Ini:

"Buku ini bacaan penting buat mereka yang ingin memahami evolusi gerakan dan kebangkitan kembali aktivisme religius di akhir abad ke-20. Meskipun ada juga yang membantah keras kesimpulan Roy ini, toh masalah yang ia ungkapkan—mengingat alam gerakan Islamis dan hubungannya dengan institusi dan konsep modern—harus dihadapi oleh semua pemikir serius dalam bidang ini."
##John O. Voll, Middle East Journal
"Disajikan secara persuasif oleh seorang pemikir yang menampilkan pengetahuan menyeluruh tentang masalah ini untuk mempertahankan argumennya. Diterjemahkan dengan cerdas dari Bahasa Perancis (oleh Carol Volk)...ini merupakan karya bermutu—sebuah kontribusi yang fasih terhadap debat penting para ahli yang berpengalaman dalam dunia politik Islam di masa kini."
##Leonardo A. Villalon, American Political Science Review
" Bila Anda harus membaca satu buku tentang Islam Politik, maka Anda harus membaca buku ini. Olivier Roy...telah mencurahkan perhatiannya pada fenomena radikalisme Islam dengan hasil yang luar biasa. Praktis dalam setiap halaman pembaca menemukan sebuah interpretasi atau observasi yang provokatif dan jernih."
##William B. Quandt, Foreign Affairs.
"Kegagalan Politik Islam merupakan dasar sekaligus landasan untuk memahami gelembung politik dalam dunia Arab masa kini. Dengan cara yang sama kita juga belajar bahwa persepsi kita tentang Komunisme sebagai sebuah kekuatan monolitis adalah salah, Olivier Roy membeberkan implikasi politik dari keberagaman dan kelemahan dalam Islam."
##Princeton Borough, Times (London)
"Sebuah perlawanan brilyan terhadap mitos Pan-Islam dan \'fundamentalisme Islam\'—penilaian yang berani, flamboyan, dan menyeluruh...Berpengaruh, dipikirkan masak-masak, dan dibantah dengan keyakinan dan elegansi"
##Fuad Ajami, The John Hopkins University.

LINK:
Gagalnya Islam Politik
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Gemala Ilmu dan Hikmah Islam

Altar-altar Cahaya

Altar-altar Cahaya
Penulis: Syekh Suhraward
Pelita itu di dalam kaca. Kaca itu laksana bintang berkilau yang dinyalakan dengan minyak pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tidak tumbuh di timur maupun di barat, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menyala-nyala, walaupun tidak disentuh api.
Cahaya di atas cahaya;
Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki.
(Q.S. al-Nûr[24]: 35)

Inilah karya mistik seorang filosof masyhur yang mencetuskan mazhab baru di bidang filsafat pada zamannya. Di samping karya monumentalnya, H ikmah al-Isyrâq (Filsafat Pencerahan), Hayâkal al-Nûr ( Altar-Altar Cahaya ) ini merupakan bagian penting dari warisan tasawuf: sebuah risalah-klasik tentang tatanan cahaya. Suhrawardî mengungkap penciptaan melalui emanasi dari sumber utama Cahaya, yakni Allah. Menurutnya, Cahaya Tertinggi (Allah) ini menyinari segala sesuatu dan dipantulkan oleh segala sesuatu: melalui matahari, api pada segala unsur, dan di dalam jiwa manusia.
Tersaji sebagai sebuah dokumen yang memiliki kedalaman religius, buku ini merupakan sumbangan penting bagi dialog-gialog sejenis yang sedang dan akan dilakukan. Gaya penyajiannya sengaja dibiarkan utuh.

LINK:
Altar-altar Cahaya
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Gemala Ilmu dan Hikmah Islam

Atas Nama Tuhan

Atas Nama Tuhan
Penulis: Khaled Abou El Fadl
Jika hukum Islam dipandang sebagai sekumpulan aturan ( a h kâm ), maka kita harus menyimpulkan bahwa hukum Islam saat ini telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Cukup banyak orang, lembaga, atau negara yang ingin memperkenalkan kumpulan aturan tersebut, dan bahkan menerapkannya dalam kehidupan. Namun, jika hukum Islam dipandang sebagai sebuah metodologi untuk menjalani kehidupan yang penuh perenungan demi mencari hukum Tuhan, atau sebagai proses pembuktian dan penyeimbangan nilai-nilai pokok Syarî‘ah dalam mencapai sebuah kehidupan yang bermoral, maka sepertinya kita sulit tidak bersepakat menyatakan bahwa hukum Islam telah tercerai-berai.
Sebagai poros dan inti agama, hukum Islam saat ini menghadapi trauma modernitas dan kolonialisme. Dampak terburuknya adalah sikap sewenang-wenang dalam memperlakukan teks-teks yang berwenang. Wujudnya adalah ketika dalam setiap proses pembacaan, pembaca lebur menjadi satu dengan Pengarang. Integritas teks dan Pengarang diabaikan. Teks menjadi tidak relevan, dan si pembaca lalu mengklaim sebagai penguasa kebenaran. Ini membuat etos, epistemologi, dan ruh moral yang dijunjung hukum Islam berada di ambang kehancuran, berganti visi positivisme hukum dan menelantarkan sensitivitas nilai-nilai primordial kemanusiaan.
Dengan menggali dan memberdayakan kembali khazanah Islam klasik, Khaled M. Abou El Fadl dalam buku ini mengajukan sebuah metodologi yang canggih dan mendalam demi mengatasi kesewenang-wenangan semacam itu. Tujuannya adalah untuk mempersandingkan kembali kesucian Syarî‘ah dengan keindahan Tuhan, untuk menjaga agar permata khazanah peradaban Islam yang memukau itu tetap kemilau.

LINK:
Atas Nama Tuhan
Beli Via Toko Buku Serambi Online
Lini: Gemala Ilmu dan Hikmah Islam